slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
slot gacor
Peresmian Program Banyuwangi Hijau Menandai Keberlanjutan Program Pengelolaan Sampah - genzi.id
Peresmian Program Banyuwangi Hijau Menandai Keberlanjutan Program Pengelolaan Sampah

Peresmian Program Banyuwangi Hijau Menandai Keberlanjutan Program Pengelolaan Sampah

Genzi.id – Banyuwangi – Project STOP, program yang menciptakan sistem pengelolaan sampah sirkular secara efektif, mengawali tahun 2022 dengan capaian besar yaitu membawa kemitraan kota pertamanya di Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mencapai target pembiayaan, tata kelola, dan teknis. Keberhasilan ini diapresiasi oleh sejumlah pemangku kepentingan dan melahirkan keputusan untuk memperluas jangkauan layanan persampahan Project STOP ke seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi. Oleh karena itu, bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada tanggal 21 Februari, peresmian program Banyuwangi Hijau diselenggarakan untuk memperkuat pendekatan sistem pengelolaan sampah demi penghidupan yang lebih baik di Kabupaten Banyuwangi.

Setelah sebelumnya melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada 23 Desember 2021 yang lalu, kegiatan peresmian yang dilakukan hari ini (21/02/2022) dilaksanakan secara hybrid di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Banyuwangi. Turut hadir beberapa pejabat pemerintahan, termasuk perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kedutaan Besar Norwegia, Pemerintah Banyuwangi, organisasi lokal, perwakilan desa, tim Project STOP di Banyuwangi, termasuk SYSTEMIQ dan Borealis.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan mengenai pentingnya kolaborasi antar sektor untuk pengelolaan sumber daya yang lebih baik. “Pemerintah dan swasta harus bekerja sama menyelesaikan masalah pengelolaan sampah, agar bisa berkontribusi dalam pencapaian target Pemerintah Indonesia untuk mengurangi 70% kebocoran sampah plastik ke laut pada 2025. Kami mengapresiasi diselenggarakannya Program Banyuwangi Hijau oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, yang dengan dukungan Project STOP, akan menghentikan sampah plastik berakhir di lingkungan serta mewujudkan ekonomi sirkular,” kata Luhut.

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan selaku (dokBanyuwangiHijau)

Setiap harinya, Kabupaten Banyuwangi menghasilkan 850 ton sampah, dengan lebih dari 78% atau 666 ton diantaranya tidak dikelola dengan baik. Ditambah lagi, sebagian besar dari rumah tangga masih membakar atau membuang sampah di sungai atau lingkungan terdekat. Oleh karena itu, dalam program Banyuwangi Hijau ini, Project STOP akan bekerja sama dengan pemerintah Banyuwangi untuk mengimplementasikan Kebijakan dan Strategi Daerah Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga (JAKSTRADA), dengan menggandeng sejumlah dinas dan organisasi terkait.

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handajani mengatakan, “Sejak tahun 2018, kami bermitra dengan Project STOP untuk menyediakan layanan persampahan yang berkelanjutan dan dapat dijangkau oleh masyarakat di Kecamatan Muncar. Kini, melalui inisiatif Banyuwangi Hijau, kami berharap kemitraan multipihak ini dapat mewujudkan target dalam JAKSTRADA 2025 untuk mencapai target pengelolaan sampah yang terintegrasi, dan mendukung program Banyuwangi Rebound untuk tangani pandemi, pulihkan ekonomi, merajut ekonomi, sehingga tercapai Kabupaten Banyuwangi yang bersih dan sehat,”

Ipuk Fiestiandani, Bupati Banyuwangi juga menyampaikan harapannya untuk program Banyuwangi Hijau. “Kami sangat senang dapat bermitra dengan PT. SYSTEMIQ Lestari Indonesia (Project STOP) melalui Program Banyuwangi Hijau untuk mendukung upaya kami mengembangkan pengelolaan sampah yang komprehensif, sehingga dapat menghasilkan manfaat ekonomi, lingkungan, dan kesehatan bagi masyarakat, khususnya mendukung program penurunan prevalensi stunting pada balita,” ujarnya. Dirinya menambahkan, “Saya berharap kerjasama ini dapat mendukung Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meningkatkan cakupan layanan persampahan yang berkelanjutan, serta mendorong terciptanya perilaku bersih masyarakat untuk Banyuwangi yang lebih bersih dan sehat,” kata Ipuk.

Keberhasilan Project STOP di Muncar yang melatarbelakangi Program Banyuwangi Hijau menunjukkan bahwa sinergi kerjasama sektor publik dan swasta dapat mengurangi kebocoran sampah, termasuk plastik, ke lingkungan maupun lautan. Kolaborasi ini juga memupuk kemandirian masyarakat karena Project STOP di Muncar telah memasuki fase otonomi baru yaitu pengelolaan mandiri oleh pemerintah setempat dan masyarakat sejak tahun 2022.

Thomas Gangl, CEO Borealis menuturkan, “Kami mengawali inisiatif yang sangat dekat di hati kami ini bersama mitra kami di SYSTEMIQ. Lebih lanjut dirinya menyatakan, “Kami sangat senang dapat menyerahkan program kemitraan kota pertama ini kepada pemerintah setempat. Hal ini menandakan bahwa Project STOP telah matang dan menjadi bagian dari agenda otonomi daerah. Kami merayakan keberhasilan ini dengan semua mitra dan berharap bisa memperluas program penting ini kedepannya,” tutupnya.

Hingga saat ini, Project STOP Muncar telah menjangkau lebih dari 90.000 rumah tangga, memproses sampah organik dan anorganik, menyediakan dua Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Reduce-Reuse-Recycle (TPST 3R), dengan biaya penuh sistem sebesar $30/tahun. Program ini telah mencapai target berkat partisipasi masyarakat (lebih dari 90% rumah tangga), pembayaran iuran sampah, ditambah dengan penyelenggaraan operasional yang efisien.

Joi Danielson, Partner Asia Tenggara di SYSTEMIQ menambahkan, “Mengatasi polusi plastik sangatlah sulit. Membangun sistem pengelolaan sampah yang baru bisa saja tidak berhasil, karena banyaknya hal yang perlu dipersiapkan. Muncar merupakan tantangan pertama kami, dan saya sangat bangga atas dedikasi, kekuatan, dan strategi pemecahan masalah dari mitra pemerintah serta tim kami yang membuahkan hasil atas capaian yang kita rayakan hari ini,” katanya. “Mereka telah memberikan jalan sukses untuk Banyuwangi Hijau, dan semoga akan lebih banyak lagi kemitraan kota di daerah lain kedepannya,” ungkapnya.

Hingga akhir tahun 2021, sejak dimulainya Project STOP, inisiatif ini telah membawa pengumpulan sampah sirkular di tiga wilayah (Muncar, Pasuruan, dan Jembrana), melayani lebih dari 200.000 penduduk, mengumpulkan lebih dari 18,000 ton sampah, 2.500 ton sampah diantaranya adalah plastik, dan menghentikan pencemaran 15.000 ton sampah pada lingkungan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *